
Kibarkan Sang Bendera Makanan
![]() |
Judul | Kibarkan Sang Bendera Makanan Gerakan Pemulihan Habitat Untuk Membangun Martabat Hidup Orang Papua Proto |
Penulis | Nason Pigai | |
Tahun Terbit | 2015 | |
Ukuran | 12×19 | |
Halaman | xviii+171 | |
Penerbit | Lembaga Studi Meeologi & Kandil Semesta | |
ISBN | 978-979-99295-7-0 |
PENGANTAR PENULIS
Segenap fenomena yang ada di lingkungan hidup, baik fenomena yang ada di lingkungan alam, sosial maupun fenomena yang ada di lingkungan budaya adalah sarana Tuhan untuk kebaikan dan kesempurnaan hidup manusia.
Wujud Tuhan sebagai penolong, Tuhan sebagai pemelihara, Tuhan sebagai pelindung, Tuhan sebagai penghibur, Tuhan sebagai pengaman dan seterusnya manusia merasakan lewat segenap ciptaanNya.
Salah satu materi atau sarana ciptaan Tuhan yang sangat aktif berperan dalam hidup dan kehidupan manusia dari bentukan janin dalam rahim ibu hingga ke liang lahat adalah makanan. Dimana makanan berperan sebagai Mee komugai
Sarana pembentuk manusia, Mobu komugai Sarana pembentuk kesehatan, Epii komugai – Sarana pembentuk kecerdasan, Ipaa komugai Sarana beramal, Edeepede komugai – Sarana berbisnis, Yuwo komugai – Sarana berpesta dan seterusnya hingga seseorang kembali ke liang lahat dirayakan pula dengan pesta makanan (dagouwoo).
Makanan sebagai sarana pembawa berkat, makanan juga bisa jadi sarana pembawa petaka dalam kehidupan manusia. Makanan menjadi
Kibarkan Ssang Bendera Makanan
Sumber berkat atau petaka kembali kepada kemampuan manusia dalam kelola makanan dalam berkehidupan, baik dalam proses adaan, berbagi ataupun dalam konsumsinya.
Kemampuan bermakanan dari beberapa kelompok Orang Papua Proto yang sesungguhnya menjadi panutan, penggerak atau pembangkit dalam adaan kelengkapan bahan makanan dikebiri atau dilumpuh layukan dengan beberapa kebiasaan atau perilaku hidup tak bermartabat berikut:
- PegawaiNegeriatauSwasta, urusanmakanan kebanyakan hanya tergantung pada gaji dan jatah berasnya, karena dirinya merasa tuan besar dengan status pegawainya.
- Kaum terpelajar, urusan makanan hanya tergantung kepada orang tua atau sanak saudaranya, karena dirinya merasa maha besar dengan gelar yang diraihnya.
- Pemerintah Daerah (Pejabat Orang Papua Proto), urusan makanan hanya tergantung dan terlenah pada hasil produksi dari daerah Iain atau pulau Iain, baik untuk dikonsumsi bagi diri maupun untuk beracara di kantornya, Walau ada makanan asli.
- Hamba Tuhan, Yang rajin ber-acara kecil maupun Yang besar urusan makanan hanya meng-agungkan bahan makanan datangan dari daerah lain atau pulau lain yang diadakan dengan uang, walau ada makanan asli.
- Penjudi dengan status sosial apapun, urusan makanan tergantung kepada orang lain atau pihak lain, karena waktu untuk adakan bahan makanan dimanfaatkan hanya untuk berjudi.
- Pemabuk dengan status sosial apapun, urusan makanan tergantung kepada orang lain atau pihak lain, karena dirinya cenderung sibuk dengan pemabukannya.
- Dan seterusnya.
Suatu suku atau bangsa dikata bermartabat karena sehat, cerdas, berada, bersahabat, beriman dan seterusnya. Sebaliknya dikata suatu suku atau bangsa tidak bermartabat karena tidak sehat, tidak cerdas, tidak berada, tidak bersahabat, tidak beriman dan seterusnya.
Materi dasar atau materi utama yang menjadikan suatu suku atau bangsa itu bermartabat atau tidak bermartabat diukur dengan tingkat kemampuan produksi dan pemanfaatan kelengkapan bahan berkehidupan. Bila bahan makanan baik, maka terjaminlah suku atau bangsa. bahan makanan yang dikonsumsi kualiatasnya tak terjamin, maka kemartabatan hidupnya dipertanyakan.
Lewat buku yang berjudul “KIBARKAN SANG BENDERA MAKANAN” ini penulis ketengahkan beberapa pendekatan sebagai acuan dalam gerakan pemulihan habitat terbangunnya martabat hidup Orang Papua Proto oleh para pihak yang berkompoten, agar roh, spirit atau semangat bertani, beternak dan seterusnya yang sudah ada tetap lestari bahkan abadi dalam berkehidupan Orang Papua Proto dari pelumpuhan atau pematian oleh iklim hidup tak bersahabat yang sudah, sedang bahkan yang bakal terbangunnya.
Dikata pemerintah yang mandiri, gereja yang mandiri, keluarga yang mandiri dan seterusnya indikator pertama dan utama harus diukur dengan keotonomian pangan, karena efek makananlah manusia menjadi sehat, cerdas, beriman, berada, tentram, damai dan seterusnya. Kalau faktor makanan kurang atau tidak menunjang, maka manusio yang dikata masyarakat atau umat itu menjadi tidak sehat, tidak cerdas, tidak beriman, tidak berada, tidak tentram, tidak damai dan seterusnya.
Harapan saya Iewat upaya penyampaian pokokpokok pikiran ihwal berrnakanan lewat goresan tinta hitam ini menguatkan, menginspirasi dan mcmotivasi kcpada pihak.pihak yang berkompoton
untuk lebih bertekun dalam aktivitas adaan kelengkapan bahan makanan. Atas segala koreksi, bantuan dan kerja sama yang baik dari semua pihak diucapkan terima kasih.
Awal Oktober 2015
DAFTAR ISI
Halaman Persembahan
Ucapan Terima Kasih ……………………………………………………………… vii
Pcngantar Penulis
Bab I MENGENAL MULTI FUNGSI MAKANAN (Energi Sejati Terbangunnya Kemartabatan Hidup Orang Papua Proto)
A. Mee Komugai – Saran Pembentuk Manusia ……………………………………………………………… 3
B. Mobu Komugai – Sarana Pembentuk Kesehatan ……………………………………………………………… 4
C. Epii Komugai – Sarana Pembentuk Kecerdasan ……………………………………………………………… 6
D. Ipaa Komugai – Sarana Bersosial ……………………………………………………………… 8
E. Yuwo Kumugai – Sarana Berpesta ……………………………………………………………… 9
F. Edepede Kumugai – Sarana berbisnis ……………………………………………………………… 11
G. Mana dagi duwai – sarana penyelesaian konflik ……………………………………………………………… 12
H. Ide Kumugai – sarana cinta ……………………………………………………………… 14
I. Akagaa gou – sarana bangun persahabatan ……………………………………………………………… 15
J. Tonowi Kumugai – sarana bangun status sosial ……………………………………………………………… 16
K. Emoge komugai – sarana membentuk kemarahan ……………………………………………………………… 18
Bab Il
Deskripsi Profil Makanan
(Keberadaan Kelengkapan Bahan Makanan Bagi Kehidupan Orang Papua Proto) ……………………………………………………………… 23
A. Kelengkapan Bahan Makanan ……………………………………………………………… 23
B. Sumber Adaan Bahan Makanan ……………………………………………………………… 29
C. Manfaat Zat Makanan ……………………………………………………………… 36
D. Akibat Minusnya Zat Gizi Makanan ……………………………………………………………… 44
Bab Ill
MAKANAN ANTARA BERKAT DAN PETAKA
(Membaca Sejarah Monumental Bermakanan Sebagai Berkat Atau Petaka Dalam Peradaban Hidup Manusia Di Muka Bumi) …… 47
A. Kisah Cerita Rakyat ……………………………………………………………… 49
B. Kisah Cerita Nyata ……………………………………………………………… 63
C. Kisah Cerita Alkitab ……………………………………………………………… 75
Bab IV
JULUKAN BAYI RAKSASA ……………………………………………………………… 107
(Orang Papua Hanya Dikasih Makan Oleh Orang Lain Atau Pihak Lain)
BAB V
KIBARKAN SANG BENDERA MAKANAN ……………………………………………………………… 123
(GERAKAN PEMULIHAN HABITAT UNTUK MEMBANGUN MARTABAT HIDUP ORANG PAPUA PROTO)
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 159
CATATAN AKHIR ……………………………………………………………… 161
RIWAYAT PENULIS ……………………………………………………………… 171
Leave a Reply