
Trio Goo Katekis , Leo Yoseph Gooupouga Goo, Paulinus Widotoupouga Goo B, Pius Duutoduu Goo
![]() |
Judul | Trio Goo Katekis , Leo Yoseph Gooupouga Goo, Paulinus Widotoupouga Goo B, Pius Duutoduu Goo. Mengenang Karya 50 Tahun Sebagai Katekis Paroki Sta. Maria Ratu Rosario Idakebo, Keuskupan Timika |
Penulis | Benekditus Goo, David Goo, Marius Goo | |
Tahun Terbit | 2019 | |
Ukuran | 15,5×23 | |
Halaman | viii+148 | |
Penerbit | Lembaga Studi Meeologi & Kandil Semesta | |
ISBN | 978-602-18256-6-2-4 |
Pengantar Penulis
Yesus adalah sang Katekis[1]. Ketiga Goo Katekis mengikuti jejak Yesus. Harapan Trio: Goo Katekis untuk umat adalah “umat dapat mengikuti jejak mereka, ialah jalan menuju Allah.” Menjadi anak-anak Allah kelak adalah harapan terutama (terpenting) mereka, karena Yesus sang Guru (Katekis) telah menunjukkan jalan ini. Mereka menjadi Katekis bukan dari mereka, namun dari Yesus. Awalnya dari mereka, namun Tuhanlah yang mengambil prakarsa. Bukan karena niat, namun karena rahmat. Hanya untuk itu, dan demi nilai „adikodrati‟ ini, semasa muda hingga usia senja, sepanjang 50 tahun berjalan di jalan ini. Tanpa menoleh dan memilih jalan-jalan lain, tetap setia “di jalan penyelamatan”. Kehidupan, kemerdekaan dan keselamatan umat dipegangnya erat- erat.
Nilai-nilai ini dihayatinya secara setia. Yesus menjadi idola, Kakak terbaik, menjadi pusat pikiran. Mereka menjadi murid Kristus yang mengakar dalam budaya Mee. Mereka mendidik umatnya. Menjadikan umatnya menjadi murid: diajarnya dengan Firman Allah dan dengan nilai-nilai luhur budaya Mee. Mereka menjadi “guru emergence” saat itu, dikala tidak seperti saat ini. Dulu, saat di mana “masih gelap, masih buta”. Mereka disapa sebagai “ogai”: dalam arti pendidik, pemimpin, pelayan, pembebas dan penjaga kehidupan.
Dalam kesederhanaan, mereka hadir di tengah umat dengan sepenuh hati, seluruh diri demi keselamatan. Mereka hadir sebagai Nabi, guru, Katekis, tukang, tenaga medis. Mewujudkan kehendak Allah di dunia, di tengah umat. Mengajarkan tentang Allah, mendekatkan aroma Kerajaan Allah. Guru bagi umat yang buta, gelap. Guru yang menjelaskan, menerangkan umat. Tukang yang membuatkan rumah umatnya. Mengajarkan umat untuk dapat membuat rumah, dapat tinggal dalam rumah secara tenang dan damai. Mereka menyembuhkan umat, tidak hanya sakit dan penyakit tubuh, melainkan juga jiwa. Mereka hadir terlebih sebagai mantri jiwa. Ialah membuat umat sembuh dari penyakit “serakah duniawi”, untuk beralih kepada pengenalan akan “hidup yang kekal”.
Hidup mereka patut dijadikan acuan. Teladan mereka patut diteladani. Spiritualitas hidup harus dipelajari oleh anak cucu. Satu sikap: mati dan bangkit untuk Tuhan merupakan ajaran iman terbaik untuk umat. Mereka mengajarkan, “menjadi murid Yesus: harus berlomba”. Semua kembali kepada individu, anikidi, ikikede! Gereja mau dibawa ke mana? Kamu sendiri mau ke mana? Semua untuk kamu sendiri.
Kiranya, semua contoh hidup dari mereka dapat diikuti oleh semua umat, oleh anak cucu. Spiritualitas hidup yang ditinggalkan menjadi bagian dari spiritualitas manusia (Gereja) yang ditinggalkan. Nilai-nilai yang diperjuangkan makin berbuah bagi anak cucu, sekaligus diperjuang-lanjutkan oleh generasi kini dan masa mendatang. Kata mereka, “kita adalah bangsa pilihan. Hiduplah sebagai bangsa pilihan Allah. Jangan sia-siakan rahmat dan kebaikan Allah”.
Akhirnya, kepada semua saja yang membaca buku ini, jangan melihat dari kesalahan yang terkandung di dalam penulisan, baik huruf, kata- kata, maupun bentuk penyampaian yang keliru, tetapi keterbatasan dalam buku ini menjadi satu acuan untuk melangkah ke arah pembaharuan, perbaikan dan membangun, sehingga buku ini berguna dan mendatangkan keselamatan bagi siapa pun yang membaca. Yang akan membaca buku ini, rahmat Tuhan menyertai sepanjang hidupmu, seperti Tuhan telah dan akan menyertai Trio: Goo Katekis yang melayani Gereja-Nya sepanjang 50 tahun, bahkan lebih.
Makeewaapa, 10 Juli 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Sambutan Dekan Dekenat Kamuu-Mapia-Piyaiye … iii
Sambutan Pastor Paroki … vi
Sambutan Dewan Paroki … viii
Sambutan Panitia HUT 50 Tahun … ix
Kata Pengantar … xi
Bab I PENDAHULUAN … 1
Bab II BIOGRAFI DARI KETIGA KATEKIS … 3
- KATEKIS EKIMANI (Leo Yoseph Goupouga Goo) … 3
- KATEKIS GOODIDE (Paulinus Widotoupouga Goo B) … 39
III. KATEKIS IDAKEBO (Pius Duutoduu Goo) … 52
Bab III REFLEKSI ATAS NILAI-NILAI PELAYANAN KATEKIS … 63
- NILAI-NILAI PEDAGOGIS YANG DIHAYATI … 63
- NILAI-NILAI SOSIO-BUDAYA YANG DIHAYATI … 101
III.NILAI-NILAI TEOLOGIS YANG DIHAYATI … 119
Bab IV PENUTUP … 129
Kesimpulan … 129
Rekomendasi … 130
LAMPIRAN-LAMPIRAN … 132
Lampiran 1: Foto-foto … 132
Lampiran 2: Tema Perayaan Syukuran 50 Tahun Trio Goo Katekis … 133
Biografi Penulis … 135
[1] Tentang penulisan “Katekis” dan “Pewarta” artinya sama. Katekis artinya pewarta, pewarta juga adalah katekis. Karena itu, akan ditemukan variasi (pergantian) antara kedua kata ini, namun semua mengacu pada “pelayanan” dalam Gereja.
Leave a Reply